Apa hubungan MEA dengan Kerajaan Majapahit?
Sejarah
Wannie94
Pertanyaan
Apa hubungan MEA dengan Kerajaan Majapahit?
1 Jawaban
-
1. Jawaban juancristofelp5bhiz
Mojokerto (beritajatim.com) - Uang kepeng China yang beredar di jaman Kerajaan Majapahit sekitar abad 13 hingga 15, diperkirakan menjadi alat transaksi perdagangan saat itu.
Hal itu menandakan warga Majapahit sudah berhubungan daganga dengan negara lain seperti China, India, Arab Saudi maupun pedagang dari eropa seperti Portugis. Bukti bahwa liberalisme ekonomi masyarakat ekonomi asia (MEA) sudah ada jaman Majapahit
Dari penemuan maupun koleksi pribadi Ir Henry Maclaine Pont (arsitek) yang menjadi koleksi terbanyak di Museum Trowulan dari beberapa jenis uang lainnya adalah uang Kepeng China.
Staf Museum Trowulan, Bidang Pendataaan Koleksi, Yanti Muda Oktaviana mengatakan, ada empat jenis uang logam yang menjadi koleksi Museum Trowulan.
"Ada uang Ma, uang Kepeng China, uang Gobok dan uang Golden. Dari koleksi yang ada, uang Kepeng China jumlah koleksinya lebih banyak dibanding yang lain," ungkapnya, Minggu (24/01/2016).
Dari banyaknya jumlah koleksi tersebut, lanjut Yanti, diduga uang Kepeng China digunakan menjadi alat transaksi perdagangan saat itu. Meski berasal dari China, koleksi uang Kepeng China di Museum Trowulan lebih dari 60 ribu keping sehingga diduga dulu digunakan sebagai alat transaksi perdagangan saat itu.
"Uang Kepeng ini dari China dengan beberapa dinasti, karena koleksi kita sebanyak lebih dari 60 ribu keping, sekitar 3 ribu keping sudah dilakukan penelitian oleh sejarawan Jepang. Hasilnya, dari 3 ribu keping saja sudah ada 75 jenis uang Kepeng sehingga diprediksi berasal dari beberapa dinasti," katanya.
Karena tidak ada nominal yang tertera, yang bisa membedakan hanya gambar di uang tersebut. Menurutnya, belum semua koleksi uang Kepeng China koleksi Museum Trowulan yang diteliti. Uang Kepeng tersebut banyak ditemukan selain di Trowulan, juga ditemukan di Malang, Blitar, Jember dan Ponorogo.
"Uang Kepeng China terbuat dari perunggu berbentuk bulat dengan diameter 2,5 cm, berlubang segi ukuran empat di tengahnya 0,8 cm dan bertuliskan huruf China dengan ketebalan 0,1 cm. Selain koleksi dari arsitek Ir Henry Maclaine Pont, juga didapat dari penemuan masyarakat di Jawa Timur tidak hanya di Trowulan," ujarnya.
Yanti menjelaskan, selain uang Kepeng China, juga ada uang Ma. Uang Ma ukurannya lebih kecil dari uang Kepeng China yakni diameter 1,3 cm, tebal 0,3 cm dan agak tebal pada bagian tengah atau seperti kancing baju. Disebut uang Ma, lanjut Yanti yakni singkatan dari Masa. Uang Ma terbuat dari perak.
"Uang jenis ini juga diperkirakan abad 13 hingga 15, karena tidak banyak ditemukan sehingga asumsinya, uang ini tidak mudah untuk mendapatkannya. Kemungkinan sebagian kecil hanya digunakan para bangsawan sebagai alat transaksi dan upacara, karena selain ditemukan uang Ma juga ditemukan cetakannya dan celengan," jelasnya.
Ukuran lubang celengan juga tidak bisa, bisa jadi uang Ma dan Kepeng China yang ditabung saat itu. Sementara, koleksi uang di Museum Trowulan ketiga yakni uang gobok. Uang Gobok yang terbuat dari perunggu ada dua, gobok kecil dan gobok besar dengan berhiaskan tokoh pewayangan seperti Srikandi, Semar dan Togog.
"Yang membedakan hanya dari segi ukuran. Bentuk sama dengan uang Kepeng China, ada lubang di tengahnya. Gobok besar diameternya 7,6 cm, lubang tengah 1,4 cm dan tebal 0,3 cm, sedangkan gobok kecil diameternya 5,6 cm, lubang tengah 1 cm dengan ketebalan yang sama, 0,3 cm," tuturnya.
Uang Gopok, terang Yanti, juga diperkirakan ada di sekitar abad 13 hingga 15 dan berfungsi sebagai alat upacara. Karena dari penemuan celengan dengan lubang celengan yang tidak besar sehingga tidak mungkin uang gobok bisa masuk dalam celengan tersebut.
"Hanya tiga jenis uang itu yang dipamerkan dari empat koleksi kita karena uang golden yang terbuat dari logam, belum bisa dikatakan dari jaman Kerajaan Majapahit. Belum ada penelitian apakah uang ini digunakan saat jaman Kerajaan Majapahit," urainya.
Yanti menuturkan, uang golden terbuat dari logam tipis mirip uang logam Rp 25 dan sudah menunjukan angka nominalnya. Uang tersebut diperoleh hibah dari seseorang yang merupakan koleksi pribadinya yang diserahkan ke Museum Trowulan. Karena belum diteliti sehingga disimpan dan tidak dipamerkan.
"Koleksi di ruang pamer ini, hanya sebagian yang bisa mewakili saja. Selain di gudang sini, koleksi seluruh barang peninggalan Kerajaan Majapahit maupun pra sejarah juga di simpan di kantor BPCP. Karena selain peninggalan Kerajaan Majapahit, juga ada peninggalan sebelum dan sesudah Kerajaan Majapahit," tegasnya.
Yakni menambahkan, ada tujuh jenis koleksi Museum Trowulan berdasarkan bahan yakni terakota, fosil, batu putih, batu andesit, logam, kayu dan porselin.(tin/ted)