B. Indonesia

Pertanyaan

kumpulan puisi sanusi pane

1 Jawaban

  •   KESADARAN Pada kepalaku sudah direka,
    Mahkota bunga kekal belaka,
    Aku sudah jadi merdeka,
    Sudah mendapat bahagia baka.
    Aku melayang kelangit bintang,
    Dengan mata yang bercaya-caya,
    Punah sudah apa melintang,
    Apa yang dulu mengikat saya.
    Mari kekasih, jangan ragu
    Mencari jalan; aku mendahului,
    Adinda kini
    Mari, kekasih, turut daku
    Terbang kesana, dengan melalui,
    Hati sendiri
      CANDI MENDUT Di dalam ruang yang kelam terang
    Berhala Budha di atas takhta,
    Wajahnya damai dan tenung tenang,
    Di kiri dan kanan Bodhisatwa.
    Waktu berhenti di tempat ini
    Tidak berombak, diam semata;
    Azas berlawan bersatu diri,
    Alam sunyi, kehidupan rata.
    Diam hatiku, jangan bercita,
    Jangan kau lagi mengandung rasa,
    Mengharap bahagia dunia Maya
    Terbang termenung, ayuhai, jiwa,
    Menuju kebiruan angkasa,
    Kedamaian Petala Nirwana.
      CANDRA Badan yang kuning-muda sebagai kencana,
    Berdiri lurus di atas reta bercaya,
    Dewa Candra keluar dari istananya
    Termenung menuju Barat jauh di sana.
    Panji berkibar di tangan kanan, tangan kiri
    Memimpin kuda yang bernapaskan nyala;
    Begitu dewa melalui cakrawala,
    Menabur-naburkan perak ke bawah sini.
    Bisikan malam bertiup seluruh bumi,
    Sebagai lagu-merawan buluh perindu,
    Gemetar-beralun rasa meninggikan sunyi.
    Bumi bermimpi dan ia mengeluh di dalam
    Mimpinya, karena ingin bertambah rindu,
    Karena rindu dipeluk sang Ratu Malam
      MAJAPAHIT Aku memandang tersenyum arah ke bawah:
    Bandung mewajah di dalam kabut.
    Jauh di sana bermimpi Gede-Pangrango,
    Seperti pulau dalam lautan awan.
    Langit kelabu,
    Alam muram.
    Dan ke dalam hatiku,
    Masuk perlahan
    Rindu dendam.
    Jiwaku meratap bersama jiwa
    Gembala yang bernyanyi dalam lembah.
    Ratap melayang bersama suara
    Kedalam kemuraman
    Kehilangan.
      TANAH BAHAGIA Bawa daku ke negara sana, tempat bah’gia,
    Ketanah yang subur, dipanasi kasih cinta.
    Dilangiti biru yang suci, harapan cinta,
    Dikelilingi pegunungan damai mulia.
    Bawa daku kebenua termenung berangan,
    Ke tanah tasik kesucian memerak silau,
    Tersilang sungai kekuatan kilau kemilau,
    Dibujuk angin membisikkan kenang-kenangan
    Ingin jiwa pergi ke sana tidak terkata:
    Hatiku dibelah sengsara setiap hari,
    Keluh kesah tidak berhenti sebentar jua.
    O tanah bah’gia, bersinar emas permata,
    Dalam duka cita engkau mematahari,
    Pabila gerang tiba waktu bersua?
     

Pertanyaan Lainnya